Bulukia adalah karya sastra dalam bahasa Aceh dengan menggunakan huruf Arab. Hikayat setebal 161 halaman ini, tidak diketahui pengarang dan tahun penulisannya. Hal ini, terjadi umumnya pada karya-karya sastra lama di Aceh. Namun dilihat dari isi dan penulisannya hikayat ini diperkirakan paling tidak sekitar akhir abad ke-19. Secara keseluruhan hikayat ini Read the rest of this entry…
none
Hikayat Banta Beuransah ini bersifat anonim. Secara keseluruhan ceritanya bersifat fiksi. Adapun cerita Banta Beuransah sebagai berikut:
Bermula Raja Syamsirah dari Aramiah yang mempunyai tiga orang anak yaitu Banta Barsyiah dan Qithah dari istrinya yang pertama. Anaknya yang bungsu bernama Banta Beuransah dari istrinya yang kedua. Suatu ketika raja Read the rest of this entry…
none
Sebuah hikayat yang menceritakan tentang Banta Ahmat lahir ke dunia ini tidak lama setelah kematian ayahnya Ansari, seorang raja dari Negeri Nabati. Sebagaimana layaknya anak yatim, iapun melalui awal kehidupannya dengan penuh penderitaan dan kemiskinan. Hal ini disebabkan keserakahan pamannya yang bernama Tapeuhi yang menguasai semua harta warisan Read the rest of this entry…
none
Asay Pade merupakan hikayat Aceh dalam bentuk puisi yang menceritakan asal-usul padi serta upacara yang berkaitan dengannya. Kebiasaan wanita Aceh pada hari sebelum panen dimulai mencabut tujuh batang inong pade, yang mereka sebut sebagai ulee pade (induk padi: asal padi). Hal ini menggambarkan Hawa membawa pulang tujuh pokok padi. Demikian juga Read the rest of this entry…
none
Hikayat Aceh adalah sebuah karya sastra Aceh berbentuk puisi atau syair. Istilah ‘hikayat’ berasal dari bahasa Arab ‘hikayah’ yang bermakna ‘cerita’. Di sini perlu kita garis bawahi bahwa ada perbedaan pengertian antara istilah hikayat dalam bahasa Melayu dengan hikayat dalam Bahasa Aceh. Dalam bahasa Melayu, hikayat merupakan narrative prosa (serupa dengan haba Read the rest of this entry…
one
Setelah mangkatnya Sultanah Nurul Alam Zakiatuddin pada tahun 1688, terjadi perselisihan pendapat antara lembaga panglima tiga sagi dan Majelis Orang Kaya tentang keabsahan wanita menjadi sultanah. Isu ini sebenarnya telah diselesaikan dengan fatwa Syeikh Abdur Rauf Singkel pada zaman Sultanah Tajul Alam Safiatuddin tetapi dimunculkan kembali oleh pihak yang tidak setuju dengan diangkatnya Zinatuddin menjadi Sultanah. Majelis Orang Kaya tidak setuju dengan rencana diangkatnya Zinatuddin sebagai Read the rest of this entry…
none
Tikar Bercucuk merupakan salah satu kerajinan tangan masyarakat Gayo. Tikar Bercucuk adalah tikar pandan yang di bagian permukaanya disulam dengan benang wol menggunakan Cucuk yaitu sejenis jarum besar (sari gatel) dengan panjang 5 inci berfungsi sebagai alat penyulam. Read the rest of this entry…
none
Masyarakat Aceh sudah mengenal ayaman pandan dari dahulu khususnya masyarakat di pesisir pantai dimana banyak terdapat pohon pandan (bak seukeu). Khusus bagi masyarakat Simeulue menganyam tikar pandan sudah menjadi tradisi yang dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat disana dan menjadi kegiatan rutin bagi para wanitanya. Di Simeulue Barat, Tikar Pandan ini merupakan bagian Read the rest of this entry…
one